Manajemen Pakan dan Pemeliharaan Kambing
Manajemen Pakan dan Pemeliharaan Kambing
Pakan Hijauan: Indigofera
Tanaman Indigofera siap dipanen saat berumur sekitar 3 bulan atau setelah mencapai tinggi yang optimal (sekitar 1 meter atau lebih), tergantung varietas dan kondisi tumbuh.
Pakan Kambing Alternatif
- Daun singkong
- Singkong Papua
- Rumput pakcong
- Rumput odot
- Rumput gajah
- Daun turi
- Daun lamtoro (petai cina)
- Jerami padi fermentasi
- Kulit singkong (onggok)
- Dedak padi (bekatul)
- Daun kacang tanah
- Ampas tahu atau tempe
- Daun pepaya (seperlunya, pahit)
- Buah labu kuning (boleh diberikan mentah atau matang, potong kecil-kecil)
- Buah pepaya matang (sumber vitamin A & serat, tidak berlebihan)
- Buah pisang matang (energi tinggi, diberikan sesekali)
- Buah semangka (daging buah, jangan bijinya terlalu banyak)
- Buah timun (menyegarkan, diberikan dalam jumlah sedang)
- Jagung muda / tongkol halus (sumber karbohidrat)
Catatan Pemberian Buah
Beberapa buah seperti labu kuning, pepaya, dan pisang bisa diberikan dalam bentuk mentah maupun matang. Memasak (merebus) bisa membantu melunakkan tekstur untuk anak kambing atau kambing lemah. Hindari pemberian buah terlalu banyak karena kandungan gula tinggi.
Pakan yang Dilarang Diberikan kepada Kambing
Beberapa jenis pakan dan hijauan tidak aman bagi kambing karena mengandung zat beracun, sulit dicerna, atau dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Berikut daftarnya:
-
Daun Singkong Mentah dalam Jumlah Banyak
Mengandung sianida (HCN) yang bisa menyebabkan keracunan. Harus dijemur atau dilayukan dulu sebelum diberikan. -
Daun Kentang dan Batangnya
Mengandung solanin, senyawa beracun yang berbahaya bagi sistem saraf kambing. -
Daun dan Buah Alpukat
Mengandung persin yang beracun untuk hewan ruminansia, dapat menyebabkan kerusakan jantung dan paru-paru. -
Rumput yang Terlalu Tua atau Terlalu Lembek (berjamur)
Bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan keracunan akibat mikotoksin dari jamur. -
Jerami Basi atau Busuk
Jerami yang tidak disimpan dengan benar dapat berjamur dan mengandung racun jamur (aflatoksin). -
Pakan Fermentasi yang Belum Jadi
Fermentasi yang belum sempurna dapat menghasilkan gas dan asam yang membahayakan pencernaan kambing. -
Tanaman Kacang-Kacangan Mentah dalam Jumlah Besar (misal kacang tanah)
Mengandung antinutrisi dan bisa menyebabkan perut kembung atau fermentasi berlebihan di rumen. -
Rumput Gajah Muda yang Baru Ditebas (dalam jumlah besar)
Dapat menyebabkan kembung jika langsung dimakan dalam jumlah banyak tanpa pengeringan/pelayuan ringan.
Tips: Pakan hijauan sebaiknya berasal dari tanaman yang cukup umur (daun tua boleh diberikan dalam keadaan segar). Hijauan yang masih muda dan terlalu segar berisiko menyebabkan kembung. Jika menggunakan daun atau rumput muda, layukan terlebih dahulu selama 2–4 jam sebelum diberikan. Hindari pakan yang basi, busuk, atau berjamur.
Pembuatan Silase
Silase adalah pakan fermentasi yang dibuat dari hijauan seperti daun atau batang tanaman untuk disimpan dalam waktu lama. Proses ini membantu menjaga kandungan nutrisi dan mencegah pembusukan.
Beberapa bahan yang umum digunakan untuk silase antara lain:
- Daun singkong
- Pohon singkong (batang dan daun)
- Pohon jagung (batang, daun, dan tongkol muda)
- Rumput gajah, Indigofera, dan hijauan lainnya
Langkah umum pembuatan silase:
- Pencacahan: Semua bahan hijauan sebaiknya dicacah terlebih dahulu menggunakan alat seperti chopper, agar lebih mudah dipadatkan dan difermentasi. Bahkan batang pohon jagung atau singkong pun bisa dicacah kecil dan digunakan sebagai bahan silase.
- Pencampuran (opsional): Untuk meningkatkan variasi nutrisi, bahan utama dapat dicampur dengan bahan lain seperti Indigofera, rumput, atau daun turi.
- Penambahan bahan fermentasi (opsional): Bisa ditambahkan molase (tetes tebu), dedak halus, atau EM4 untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas silase.
- Pemadatan dan pengemasan: Bahan yang telah dicacah dan dicampur dipadatkan dalam wadah tertutup kedap udara, seperti kantong plastik besar atau drum. Tujuannya agar proses fermentasi berlangsung secara anaerob (tanpa oksigen).
Silase yang baik biasanya siap digunakan setelah 14–21 hari fermentasi, tergantung bahan dan suhu lingkungan.
Air Minum dan Garam
- Air minum harus selalu tersedia (standby). Jika habis, segera ditambah.
- Pemberian garam biasanya dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Takaran bisa ±10–20 gram per ekor per bulan, tergantung ukuran kambing.
Sistem Gaduh (Bagi Hasil Pemeliharaan)
Sistem gaduh memungkinkan kambing dipelihara oleh orang lain dengan sistem bagi hasil. Hal ini cocok diterapkan jika jumlah kambing sudah banyak. Untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya dibuat perjanjian tertulis yang memuat ketentuan sebagai berikut:
Prinsip dasar: Untung bagi dua, rugi bagi dua.
- Indukan: dipinjamkan oleh pemilik kepada pemelihara melalui akad pinjam.
- Pembagian anak kambing:
- Anak pertama menjadi milik pemelihara.
- Anak kedua menjadi milik pemilik induk.
- Anak selanjutnya dibagi secara bergiliran.
- Biaya pakan dan kandang: ditanggung penuh oleh pemelihara selama masa pemeliharaan.
- Risiko kematian indukan:
- Jika indukan sudah menghasilkan anak, kerugian ditanggung bersama oleh pemilik dan pemelihara (dibagi dua).
- Jika indukan mati sebelum beranak, kerugian ditanggung penuh oleh pemelihara.
Desain Kandang
Kandang sebaiknya:
- Terbuka di sekeliling agar sirkulasi udara baik, namun tetap beratap agar terlindung dari hujan dan panas langsung.
- Semi umbaran: kambing bisa bebas bergerak, tidak dikurung seperti sistem kandang batere.
Penyakit Kambing Umum dan Pengobatannya
-
Kembung (Bloat)
Pengobatan:- Air kelapa muda (±250 ml untuk kambing dewasa) – membantu menurunkan tekanan gas.
- Kopi pahit hangat tanpa gula (±100 ml) – merangsang pencernaan.
- Minyak kelapa atau minyak sayur (±50 ml) – pelumas dan bantu pengeluaran gas.
- Obat anti-kembung (simetikon) jika tersedia di toko hewan.
- Cara pemberian: Diberikan dengan botol atau suntikan mulut (oral syringe), perlahan, 2–3 kali sehari sampai kondisi membaik.
-
Scabies (kudis)
Pengobatan: Semprot larutan belerang 2–3%, atau oles salep ivermectin/topikal anti-parasit. Isolasi kambing sakit. -
Cacingan
Pengobatan: Obat cacing (albendazole, levamisole), diberikan 3–4 bulan sekali. -
Diare
Pengobatan: Oralit, daun jambu biji muda, antibiotik jika parah. -
Demam / Infeksi bakteri
Pengobatan: Antibiotik suntik (oxytetracycline) dan vitamin tambahan.
Siklus Beranak dan Perawatan Anak Kambing
Siklus beranak: Kambing bisa beranak 2 kali dalam 1 tahun (jarak ±6–8 bulan).
Jumlah anak per kelahiran: Umumnya 1–2 ekor. 3 anak termasuk banyak dan butuh perhatian lebih.
Perawatan anak banyak (3 ekor atau lebih):
- Pastikan semua anak menyusu dalam 6 jam pertama setelah lahir (kolostrum).
- Bila induk kekurangan susu, tambahan susu bisa diberikan:
- Susu kambing segar pasteurisasi (dari induk lain).
- Susu formula anak kambing (kid milk replacer), jika tersedia di toko peternakan.
- Susu sapi full cream (jika darurat, diencerkan 1:1 dengan air hangat).
- Cara pemberian: Gunakan dot khusus hewan atau botol bayi. Frekuensi 4–5 kali sehari (setiap 3–4 jam).
- Pastikan anak tetap hangat, bersih, dan kering. Pisahkan dari induk bila terlalu lemah atau kecil untuk menyusu langsung.
Comments
Post a Comment